Selasa, 20 September 2016

tari oleg tambulilingan

Tari Oleg Tamulilingan
Oleg dapat berarti gerakan yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang pengisap madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekorkumbang, yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum bunga disebuah taman. Tarian ini sangat indah. Tari Oleg Tambulilingan, yang semula dinamakan Tambulilingan Mangisep Sari , merupakan ciptaan I Ketut Mario dari Tabanan pada tahun 1952 atas permintaan John Coast(dari Amerika). Terpujilah I Mario.
Tari Oleg Tambulilingan yang diraciknya pada tahun 1951 hingga kini senantiasa abadi. Remaja putra dan putri selalu bermimpi untuk bisa menarikannya dengan sempurna. Selain sebagai simbol romantisme laki-perempuan, gerak tari Oleg jugamengandung karakter keindahan yang khas Bali. Foto-foto Oleg selalu menghiasi majalah, iklanpenerbangan, iklan bank, billboard pinggir jalan dan media lain yang ingin melukiskan khasnya keindahan Bali.
Namun tidak banyak yang tahu awal mula koreografer I Mario menciptakan tariini, apalagi mengetahui stil gerakannya yang asli. Untuk mengenal Mario, Disbudpar Tabanan menggelar Lomba Tari Oleg Tambulilingan dan Kebyar Terompong se-Bali, 25-27 Maret lalu, diGedung Mario Tabanan.

Tari Manuk Rawa

 Tari Manuk Rawa

Tarian manuk rawa pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980. Komposisi tari manuk rawa : Tarian yang dibawakan oleh sekelompok (antara 5 sampai 7 orang ) penari wanita ini merupakan tarian kreasis baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata.
Dari Sejarah tari Manukrawa, Gerakan nya diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda, yang telah dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan.

Filosofi
Seperti halnya tari Cendrwasih dan Tari Belibis dari Bali. Tarian Manukarawa terinspirasi dari burung Manukrawa sendiri.Manukrawa diambil dari kata Manuk yang artinya burung. Jadi manukrawa adalah burung yang hidup di rawa. Maka tidak heran jika tari Manukrawa menyerupai gerakan Manukarawa.Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala  karya tim Sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980.

Tarian dan gerakan
Tarian ini menggambarkan sekelompok burung rawa-rawa yang sedang bercanda ria sambil mencari makan. Tari ini biasanya dipertunjukan atau dimainkan oleh anak kecil, bukan unuk dewasa. Dari segi gerakan tarian Manukarawa lebih banyak jongkok-berdiri.


Tujuan
Jika dilihat dari penari yang dilakukan oleh anak-anak, tidak seperti tari Bali lainnya yang cendrung dimainkan oleh orang dewasa dan mempunyai nilai magis, begitupun fungsionalitanya tidak sembarang dan pertunjukannyapun tidak dilakukan sembarang, hanya di hari-hari tertentu saja.Tari Manukwara sendiri tidak ada tujuan khusus. Secara umum tari Manukrawa hanya sebagai hiburan semata bagi anak-anak. Disamping sebagai media pembeljaran untuk mengenal burung manukrawa sendiri juga sebagai menganal mengenal tradisi Bali. Bagi saya sendiri sebagai penulis, tidak mungkin seoarang anak memainkan tari Kecak, Tari Pendet.

sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/896/tari-manukrawa
https://panbelog.wordpress.com/2015/03/24/tari-manuk-rawa/
http://suog.co/wp-content/uploads/2012/10/Foto-tari-manuk-rawa.jpeg

Tari Gadung Kasturi

Tari Gadung Kasturi 

Tari kreasi baru ini ditarikan oleh sekelompok penari wanita yang mengekspresikan keindahan perasaannya lewat taburan gerak-gerak tari yang gemulai dan ekspresif, bagaikan bunga Gadung yang menebarkan wanginya kepada setiap orang yang menyaksikannya. Tari diciptakan oleh N.L.N Suasthi Widjaja Bandem, SST., M.Hum dengan iringan tabuh oleh I Ketut Garwa, S.Skar, M.Sn.

sumber : http://balilemuh.blogspot.co.id/2012/06/blog-post_28.html

Tari Sekar Jempiring

Tari Sekar Jempiring 

 

Jempiring adalah sebuah tanaman yang merupakan MASKOT Kota Denpasar yang berwawasan budaya dengan warna putih berbau khas tersendiri, terhembus gemulai oleh angin sepoi-sepoi menari disetiap sudut kota.

Terinspirasi oleh seorang Bintang Puspayoga, terciptalah sebuah tari penyambutan untuk tamu-tamu disetiap acara-acara resmi Pemerintah Kota Denpasar. Dengan keinginan yang luhur bersama-sama para seniman Kota Denpasar, terwujudlah Tari Sekar Jempiring yang merupakan kado kenangan bagi masyarakat Denpasar di akhir masa tugas beliau pada akhir 2004.

Terselip oleh makna keagungan, keharuman dan kesucian bunga jempiring, penggarap menginterprestasikan dalam bentuk tari yang terkemas dari pola-pola gerak tradisi yang dikembangkan menjadi bentuk baru dan terkombinasi oleh musik gambelan Gong Kebyar yang kekinian sesuai kelemah – lembutan bunga jempiring.
Terkemasnya komposisi musik dan tari ini maka lahirlah sebuah tarian dengan judul “SEKAR JEMPIRING”
Penggagas Ide : Ibu Bintang Puspayoga
Penata Tabuh   : I Ketut Suandita, Ssn
Penata Tari       : Ida Wayan Arya Satyani, Ssn

sumber : http://sejarahtari.blogspot.co.id/2012/10/jempiring-adalah-sebuah-tanaman-yang.html
https://www.google.com/search?q=gambar+tari+sekar+jempiring&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwifkdjdzJ3PAhUHFJQKHdzGBJwQ7AkIPA&biw=1366&bih=657#imgrc=_

Tari Sekar Jepun

TARI SEKAR JEPUN 



Tarian Sekar Jepun itu adalah lambang keindahan dari bunga jepun yang biasanya akrab disebut bunga kamboja, bunga  jepun yang dipakai nama tari ini merupakan bunga yang menjadi maskot dari Kabupaten Badung yang mengandung  filsafat merupakan gambaran pemerintahan yang baik dan memberikan kesejahteraan.



Bunga jepun seperti pada umumnya banyak digunakan di Bali dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, sekar Jepun merupakan salah satu jenis bunga yang  juga digunakan sebagai sarana persembahyangan bagi Umat Hindu, selain memiliki aroma yang harum sekar jepun juga memiliki warna yang beragam, mulai dari putih, merah, ungu dan kuning.
Sehingga tak jarang para wisatawan menyelipkan bunga ini di telinga mereka, pertumbuhan bunga ini tidak mengenal musim, dan akan terus mekar sepanjang waktu. pohon bunga jepun ini akan dapat kita lihat di berbagai tempat salah satunya di telajakan jalan, di Kabupaten Badung sendiri pohon bunga jepun ini sangat mudah kita temui di sepanjang jalan, saat pohon ini berbunga akan tampak keindahan dan keasrian daerah ini, sehingga tak salah bahwa Sekar Jepun ini dijadikan maskot Kabupaten Badung.

Tari sekar jepun di ciptakan oleh  Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn sedangkan Gamelannya diciptakan oleh I Wayan Widia, S.SKar. 

sumber : http://www.ngigelbali.com/product/tari-sekar-jepun/ 
http://badungtourism.com/arts-Sekar_Jepun_Dance.html?lang=id